Usaha Ripple di Asia berupaya menjadikan XRP sebagai aset yang menghasilkan imbal hasil

SBI Ripple Asia telah menandatangani nota kesepahaman dengan Doppler Finance untuk menjajaki produk hasil berbasis XRP dan tokenisasi aset dunia nyata pada XRP Ledger, menandai pertama kalinya perusahaan ini bermitra dengan protokol asli XRPL.

Kolaborasi ini berfokus pada pembangunan infrastruktur yield tingkat institusional untuk XRP dan memperluas penggunaan aset dunia nyata yang ditokenisasi di blockchain, menurut pernyataan yang dirilis pada hari Rabu.

Doppler Finance, yang mendeskripsikan dirinya sebagai infrastruktur yield yang berfokus pada XRP, akan bekerja sama dengan SBI Ripple Asia untuk mengembangkan produk yang patuh regulasi dan transparan yang ditujukan kepada klien institusional.

SBI Digital Markets, unit yang diatur oleh Monetary Authority of Singapore, telah ditunjuk sebagai kustodian institusional, menawarkan kustodi terpisah untuk aset klien.

Kemitraan ini menandai langkah menuju keterlibatan institusional yang lebih mendalam dengan XRP Ledger, yang secara historis menunjukkan aktivitas hasil on-chain yang terbatas dibandingkan dengan jaringan kontrak pintar lainnya.

Dengan bekerja sama dengan grup keuangan yang diatur dan terkait dengan SBI Holdings Jepang serta Ripple, Doppler memperoleh akses ke salah satu ekosistem aset digital paling mapan di Asia.

“Kolaborasi ini bertujuan untuk memperluas peran XRP di luar pembayaran dan memposisikannya sebagai aset produktif yang menghasilkan imbal hasil,” kata kepala institusi Doppler dalam pernyataan tersebut.

Juru bicara SBI Ripple Asia mengatakan bahwa perusahaan bertujuan untuk mempercepat pengembangan infrastruktur hasil yang aman dan transparan di XRP Ledger dengan menggabungkan kerangka kerja on-chain Doppler dengan pengalaman SBI dalam adopsi aset digital di seluruh Asia.

Perjanjian ini datang seiring dengan semakin banyaknya lembaga keuangan yang menjajaki aset tokenisasi dan produk hasil berbasis blockchain, terutama di yurisdiksi dengan kerangka regulasi yang lebih jelas seperti Jepang dan Singapura.