Western Union Hadirkan Kartu Stablecoin untuk Negara dengan Inflasi Tinggi

Pengungkapan Afiliasi
Pengungkapan Afiliasi

Kami percaya pada transparansi penuh dengan pembaca kami. Beberapa konten di situs kami mengandung tautan afiliasi, dan kami mungkin menerima komisi melalui kemitraan ini. Namun, potensi kompensasi ini tidak pernah memengaruhi analisis, opini, atau ulasan kami. Semua konten editorial kami dibuat secara independen dari kemitraan pemasaran, dan penilaian kami sepenuhnya didasarkan pada kriteria evaluasi yang telah ditetapkan. Baca Selengkapnya!
Pengungkapan Afiliasi
Pengungkapan Afiliasi

Kami percaya pada transparansi penuh dengan pembaca kami. Beberapa konten di situs kami mengandung tautan afiliasi, dan kami mungkin menerima komisi melalui kemitraan ini. Namun, potensi kompensasi ini tidak pernah memengaruhi analisis, opini, atau ulasan kami. Semua konten editorial kami dibuat secara independen dari kemitraan pemasaran, dan penilaian kami sepenuhnya didasarkan pada kriteria evaluasi yang telah ditetapkan. Baca Selengkapnya!
Penulis Konten Kripto
Diverifikasi oleh
Pengungkapan Afiliasi
Pengungkapan Afiliasi

Kami percaya pada transparansi penuh dengan pembaca kami. Beberapa konten di situs kami mengandung tautan afiliasi, dan kami mungkin menerima komisi melalui kemitraan ini. Namun, potensi kompensasi ini tidak pernah memengaruhi analisis, opini, atau ulasan kami. Semua konten editorial kami dibuat secara independen dari kemitraan pemasaran, dan penilaian kami sepenuhnya didasarkan pada kriteria evaluasi yang telah ditetapkan. Baca Selengkapnya!
Terakhir diperbarui: 
Disclaimers: Penting untuk diingat bahwa investasi di crypto memiliki risiko tinggi. Artikel/berita ini disediakan sebagai tambahan informasi dan bukan sebagai saran investasi. Dengan membaca artikel/berita ini, Anda menyetujui syarat dan ketentuan kami.

Western Union mengambil langkah besar menuju era digital dengan meluncurkan kartu prabayar berbasis stablecoin yang dirancang khusus untuk negara-negara dengan tekanan inflasi ekstrem. Langkah ini mencerminkan pergeseran strategi perusahaan yang selama ini dikenal konservatif terhadap aset digital, dan kini mulai memposisikan stablecoin sebagai solusi nyata bagi masyarakat di negara berkembang.

Dalam situasi di mana nilai mata uang lokal terus melemah dari waktu ke waktu, inisiatif ini menjanjikan stabilitas nilai bagi para penerima remitansi dan membuka akses finansial yang lebih inklusif di wilayah dengan keterbatasan infrastruktur perbankan.

Kartu Stablecoin untuk Melindungi Nilai Daya Beli

Chief Financial Officer Western Union, Matthew Cagwin, memaparkan proyek bernama “Stable Card” dalam konferensi UBS Global Technology and AI. Fokus utama kartu ini adalah membantu masyarakat di negara dengan hiperinflasi, seperti Argentina. Dengan inflasi tahunan yang bisa mencapai 250 hingga 300 persen, nilai uang hasil kiriman dari luar negeri dapat tergerus drastis hanya dalam hitungan minggu.

Bayangkan seseorang menerima kiriman $500 atau sekitar 8,3 juta rupiah dari keluarga di luar negeri, tetapi ketika hendak menggunakannya sebulan kemudian, nilainya setara hanya dengan $300 atau sekitar 5 juta rupiah. Kondisi seperti inilah yang ingin diatasi Western Union melalui kartu ini, karena saldo pada kartu disimpan dalam denominasi dolar dan bukan mata uang lokal.

Penerima remitansi dapat langsung menggunakan saldo dolar di merchant atau menarik tunai di kantor Western Union tanpa khawatir kehilangan daya beli akibat anjloknya nilai tukar domestik. Solusi ini memberi perlindungan riil terhadap volatilitas yang kerap melanda ekonomi dengan inflasi tinggi.

Kolaborasi dengan Rain dan Integrasi Visa

Western Union tidak bekerja sendiri dalam menghadirkan inovasi ini. Perusahaan menggandeng fintech Rain untuk merancang kartu Visa berbasis stablecoin. Kolaborasi ini memungkinkan pengguna untuk menghubungkan crypto wallet mereka yang didukung oleh Rain dan mencairkan dana dalam bentuk mata uang lokal di kantor Western Union, tanpa melalui sistem perbankan tradisional.

Selain itu, Western Union sedang membangun jaringan bernama Digital Asset Network (DAN), yang akan menghubungkan sistem mereka dengan empat penyedia on-ramp dan off-ramp aset digital. Platform ini dijadwalkan live pada semester pertama 2025 dan diharapkan bisa memangkas waktu penyelesaian transaksi serta mengurangi ketergantungan pada bank konvensional.

Infrastruktur ini dirancang agar fleksibel, terdesentralisasi, dan lebih efisien dalam menangani transfer lintas negara, terutama di wilayah dengan sistem keuangan yang tidak stabil. Ini menjadi upaya Western Union dalam menjembatani keuangan tradisional dan ekosistem aset digital secara menyeluruh.

USDPT Jadi Stablecoin Resmi Western Union

Pilar utama dari strategi digital Western Union terletak pada rencana peluncuran stablecoin sendiri yang diberi nama US Dollar Payment Token (USDPT). Token ini akan berjalan di atas jaringan Solana dan dikelola oleh Anchorage Digital. Distribusi token rencananya dilakukan melalui bursa crypto mitra, dan peluncuran resminya dijadwalkan pada paruh pertama tahun 2026.

Cagwin menyampaikan bahwa jaringan distribusi global Western Union di lebih dari 200 negara menjadi keunggulan strategis yang tidak dimiliki pemain lain. Terutama di negara berkembang, remitansi menyumbang porsi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Dengan mengendalikan distribusi, compliance, serta aspek ekonominya, Western Union ingin menciptakan ekosistem stablecoin yang aman dan dapat diandalkan.

Perusahaan juga telah mendaftarkan merek dagang “WUUSD,” yang mengindikasikan bahwa mereka sedang merancang layanan crypto terintegrasi, termasuk wallet digital, fitur perdagangan aset, dan sistem pembayaran berbasis stablecoin.

U-Turn Strategis Setelah Bertahun-Tahun Skeptis

Pergeseran arah ini tergolong drastis jika melihat sejarah sikap Western Union terhadap crypto. Pada 2017, CTO David Thompson secara terbuka menolak Bitcoin sebagai alat tukar yang layak, bahkan menyamakannya dengan komoditas spekulatif daripada mata uang yang fungsional. Perusahaan saat itu beralasan bahwa aset digital tidak memiliki tata kelola, kepatuhan, dan stabilitas yang dibutuhkan untuk adopsi massal.

CEO Western Union, Devin McGranahan, menjelaskan bahwa perubahan ini terjadi karena perkembangan regulasi yang semakin jelas. Ketidakpastian terkait volatilitas dan perlindungan konsumen kini mulai terjawab melalui kebijakan yang lebih solid. Hal ini memberi ruang bagi perusahaan seperti Western Union untuk mengadopsi stablecoin secara lebih percaya diri.

Langkah ini juga menunjukkan bagaimana perusahaan besar kini lebih siap untuk terlibat dalam inovasi finansial, selama aspek regulasi dan keamanan konsumen terjamin dengan baik.

Adopsi Stablecoin Global Semakin Masif

Western Union bukan satu-satunya pihak yang melihat potensi besar stablecoin dalam menstabilkan sistem keuangan global. Di Asia Selatan, Pakistan telah mengonfirmasi rencana peluncuran stablecoin nasional sebagai bagian dari agenda reformasi finansial.

Ketua Otoritas Regulasi Aset Virtual Pakistan, Bilal Bin Saqib, menyebut stablecoin sebagai instrumen efektif untuk mengelola utang negara dan memodernisasi sistem moneter.

Pakistan juga telah mengalokasikan 2.000 megawatt listrik untuk mendukung operasional Bitcoin mining dan pusat data berbasis Artificial Intelligence (AI). Keputusan ini menandakan bahwa stablecoin dan aset digital kini dianggap sebagai elemen penting dalam strategi pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Pada saat yang sama, tren global ini membuka peluang bagi proyek cryptocurrency terbaik lain yang lebih inovatif dan agresif, termasuk Bitcoin Hyper.

Bitcoin Hyper Tawarkan Pendekatan Berbeda

Bagi investor yang memiliki toleransi risiko lebih tinggi, Bitcoin Hyper ($HYPER) tampil sebagai alternatif yang patut dipertimbangkan. Berbeda dari stablecoin yang menekankan stabilitas nilai dan kepatuhan regulasi, Bitcoin Hyper menghadirkan solusi dengan orientasi skalabilitas tinggi dan efisiensi maksimal.

Proyek ini mengintegrasikan Solana Virtual Machine (SVM) dalam Layer 2 Bitcoin untuk menciptakan lingkungan eksekusi smart contract berkecepatan tinggi, dengan biaya transaksi rendah. Model konsensusnya juga unik karena memanfaatkan teknologi machine learning untuk mengoptimalkan keamanan dan efisiensi jaringan.

Bagi wilayah yang masih mengalami keterbatasan finansial dan infrastruktur digital yang minim, Bitcoin Hyper bisa menjadi solusi nyata. Fitur seperti micropayment tanpa perantara hingga sistem kredit berbasis AI dapat membuka akses terhadap layanan keuangan yang selama ini tidak tersedia.

Token ini saat ini masih berada dalam tahap presale, dengan harga $HYPER sebesar $0.013395 dan telah berhasil mengumpulkan dana lebih dari $29,1 juta atau sekitar 485 miliar rupiah.

Investor yang tertarik bisa mempelajari lebih lanjut melalui panduan cara beli Bitcoin Hyper dan mengecek prediksi harga Bitcoin Hyper dalam beberapa tahun mendatang. Kunjungi juga situs resmi proyek, ikuti akun X (Twitter) dan grup Telegram Bitcoin Hyper untuk mendapatkan pembaruan terbaru seputar proyek ini.

Beli Bitcoin Hyper di Sini

Disclaimer: Pendapat dan pandangan yang diungkapkan dalam postingan ini tidak selalu mencerminkan kebijakan atau posisi resmi Cryptonews. Informasi yang disediakan dalam postingan ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai nasihat keuangan, investasi, atau profesional. Cryptonews tidak mendukung produk, layanan, atau perusahaan tertentu yang disebutkan dalam postingan ini. Pembaca disarankan untuk melakukan riset mandiri dan berkonsultasi dengan profesional yang berkualifikasi sebelum mengambil keputusan keuangan apa pun. Jangan pernah menginvestasikan lebih dari yang Anda siap kehilangan.

Logo

Mengapa Cryptonews Indonesia Dapat Dipercaya

100k+

Tersedia ratusan berita dalam sebulan

100+

Artikel dengan berita terbaru setiap hari

8

Bertahun-tahun di Pasar

70

Penulis Tim Internasional
editors
+ 66 Lainnya

Kripto Terbaik

Temukan token yang sedang tren yang masih dalam masa presale - pilihan tahap awal dengan potensi

Gambaran Umum Pasar

  • 7h
  • 1b
  • 1t
Kapitalisasi Pasar
$3,121,350,811,205
-1.08
Kripto yang sedang tren

Jangan sampai ketinggalan

Prediksi Harga
Prediksi Harga Solana: Rotasi Modal Buyarkan Potensi Pembalikan Tren
Alfin Fauzan
Alfin Fauzan
2025-12-19 11:36:06
Berita
Aptos Usulkan Tanda Tangan Anti-Quantum untuk Mengamankan Blockchain di Masa Depan
Sulastri
Sulastri
2025-12-19 09:58:56
Crypto News in numbers
editors
Daftar Penulis + 66 Lainnya
100k+
Tersedia ratusan berita dalam sebulan
100+
Artikel dengan berita terbaru setiap hari
8
Bertahun-tahun di Pasar
70
Penulis Tim Internasional